Joni Junaidi, S.Pd.I: Biar Tekor yang Penting Kesohor, Membangun Desa Sapeken menjadi Desa Percontohan
- Fujianto -
- 19 Jul, 2025
Di ujung timur Kepulauan Madura, di tengah semilir angin laut dan kerasnya hidup pesisir, berdiri sosok pemimpin muda yang membawa semangat perubahan dari desa kecil bernama Sapeken. Ia adalah Joni Junaidi, S.Pd.I, Kepala Desa Sapeken yang sejak 2021 menjadi simbol harapan bagi warganya.
Dengan
moto unik “Biar Tekor yang Penting Kesohor”, Joni tak segan mengorbankan
kenyamanan pribadi demi terwujudnya Sapeken sebagai desa percontohan yang
membanggakan.
Joni
bukan pendatang yang datang sekadar mengatur. Ia adalah anak asli Sapeken,
tumbuh dan besar di tengah kehidupan masyarakat nelayan. Pendidikan dasarnya ia
lalui di SDN Sapeken IV, sebelum melanjutkan ke Banyuwangi untuk pendidikan
menengah. Cita-citanya sudah jelas sejak muda: menjadi pemimpin yang mengerti
warganya.
Ia
lalu menempuh pendidikan tinggi di Jakarta dan meraih gelar Sarjana Pendidikan
Islam. Tak hanya aktif di dunia akademik, Joni juga terlibat dalam berbagai
kegiatan sosial dan keagamaan. Kepeduliannya pada pendidikan, kesehatan, dan
pengembangan masyarakat menjadi ciri khas kepemimpinannya.
Dalam
perjalanannya menuju kursi kepala desa, Joni lebih dulu membangun kepercayaan
publik. Ia menjalin komunikasi intensif dengan warga, mengangkat suara-suara
pinggiran yang jarang didengar, lalu meramunya menjadi visi besar Sapeken
Bersatu. Misinya sederhana namun tajam: membuktikan bahwa Sapeken bukan
wilayah tertinggal, melainkan wilayah yang selama ini diabaikan.
Tantangan
datang bertubi-tubi, terutama menyangkut infrastruktur dasar dan akses
pelayanan publik. Namun di situlah Joni membuktikan kemampuannya. Ia memulai
perubahan dengan program-program nyata:
– Akses air bersih dan sanitasi layak
– Beasiswa bagi siswa berprestasi dan bantuan alat tulis
– Penguatan BUMDes sebagai pilar ekonomi desa
– Gerakan Bersih Pantai dan Laut yang melibatkan seluruh elemen
masyarakat
Lebih
dari sekadar program, Joni mengubah paradigma pembangunan desa. Ia melibatkan
warga dalam setiap proses, menciptakan ruang dialog dan musyawarah rutin
sebagai fondasi partisipasi publik.
Pengabdiannya
tidak luput dari pengakuan. Tahun 2023, desanya dinobatkan sebagai Desa
Prospektif Good Governance Pengelolaan Keuangan Desa oleh Kanwil Dirjen
Perbendaharaan Jawa Timur. Tahun berikutnya, Sapeken menyandang status Desa
Mandiri dari
Kemendes PDTT. Sebuah capaian besar untuk desa yang sebelumnya nyaris tak
terdengar.
Namun,
prestasi yang paling membekas adalah kisah-kisah kecil yang lahir dari kepekaan
sosialnya. Salah satunya ketika Joni mengantar langsung seorang lansia ke rumah
sakit karena tak ada kendaraan yang bisa membawa. “Di situ saya sadar, tugas
kepala desa adalah soal kemanusiaan, bukan jabatan,” ujarnya dengan suara
lirih.
Dalam
kesibukan sebagai kepala desa, Joni kerap menyisihkan waktu untuk bermunajat.
Ia percaya bahwa melayani adalah bagian dari ibadah, dan setiap keputusan harus
berangkat dari niat yang lurus. Ia juga rutin berdialog dengan pemuda,
menyemangati mereka untuk bangga menjadi anak desa dan berkontribusi untuk
perubahan.
Impian
besarnya kini adalah menjadikan Sapeken sebagai Desa
Wisata Maritim
dan pusat pelatihan kewirausahaan digital. Ia ingin pemuda Sapeken tak hanya
jadi penonton, melainkan pelaku utama dalam membangun peradaban desa.
“Saya
mungkin bukan siapa-siapa. Tapi dengan masyarakat, saya percaya Sapeken bisa
bersinar, walau berada di pinggir negeri,” tutup Joni Junaidi—seorang kepala
desa dengan semangat pemimpin, pemuda dengan jiwa perubahan. (fkm)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *